Jumat, 08 April 2011

Setelah Hari Ke 12

Setelah 12 hari, saya coba review saat-saat godaan datang. Sama seperti motivasi, godaan merokok bisa datang dari dalam, atau dari luar. Kalau dari dalam, biasanya keingin untuk merokok datang dari diri sendiri termasuk segala pembenaran untuk mulai lagi merokok. Sedangkan kalau dari luar biasanya ada pihak lain, teman, saudara atau orang lain yang tidak kita kenal mendorong kita untuk merokok, mungkin termasuk lokasi, kejadian, dan rangsangan dari luar lainnya.


Sadar akan hal seperti diatas sedikit banyak akan membantu usaha kita untuk berhenti merokok. Godaan yang datang dari diri sendiri relatif mudah dikenali dan relatif mudah dihindari. Hari ini contohnya, karena istri  saya sedang menengok orang tuanya dan anak saya yang masih dibawah 2 tahun ikut dibawa, maka jadilah saya sendirian dirumah. Cobaan untuk merokok pun langsung meningkat karena bisa merokok dengan bebas sambil minum kopi dan main game...mana hari ini sabtu pula, wah bakal mantap. Untung saya mampu menahan diri dengan cara menyibukkan diri dengan hal yang berguna, positif dan bermanfaat serta menyenangkan, seperti ngurusin bisnis saya, nulis blog, dll.

Dilain waktu saya pernah terjebak didalam ruangan bersama teman-teman perokok saya. Godaan terberat sebagai perokok insaf saat itu datang. Dorongan untuk merokok rasanya seperti macan yang ngga dikasih makan selama 1 minggu. Ngobrol pun ga konsen karena mata dan pikiran saya terus menerus ke rokok yang mereka hisap. Untung tidak ada satupun yang menghisap Marlboro light, kalau ada wah godaannya bakal semakin parah tuh. Akhirnya ga lama kemudian saya mohon pamit dari ruangan itu, dengan alasan ada kerjaan. Fiuh...selamat hari itu.

Teman dekat yang perokok, teman becanda dari dulu, biasanya akan menggoda kita untuk terus merokok. Memang manusia itu mudah sekali mengajak manusia lainnya kalau untuk hal yang buruk seperti korupsi sehingga dikenal korupsi berjamaah. Tapi kalau urusan kebaikan...agak sulit. Contohnya nih, begitu teman-teman saya tahu kalau hasil ECG saya kurang bagus dan dokter bilang kemungkinan akibat merokok, teman-teman perokok saya langsung berkata "Dari makan juga bisa loh, bahkan lebih berbahaya" seolah-olah melakukan pembenaran bagi dirinya sendiri dan mengajak saya untuk merokok lagi. Untung saja usaha mereka gagal hehehe. Padahal kalau dipikir-pikir dengan ucapan seperti itu artinya mendingan berhenti makan daripada berhenti merokok dan artinya juga semua manusia akan mati karena serangan jantung, kan semua manusia butuh makan.Ah memang sama seperti saya, perokok sering bikin alasan yang ga masuk akal.

Hal yang saya anggap lucu adalah, saat berhenti merokok tiba-tiba saya sadar dan melihat begitu banyak orang yang merokok, persis apa yang digambarkan oleh puisi Tuhan 9 cm. Orang lagi jalan merokok, pengemis merokok, supir merokok, pengusaha merokok, dan banyak lagi! Pantes dulu ada temen yang anti rokok karena ga suka bau nya, sering misuh-misuh sendiri. Dan ngeliat orang merokok, pastinya bikin kita kepingin merokok juga.

Keinginan merokok setelah makan, selama 12 hari tanpa rokok tetap menjadi godaan utama sehari hari. Entah setelah sarapan pake mie instant (rasa mie instant sangat merangsang merokok loh), makan siang pakai sambel, atau setelah makan malam. Godaan abis makan selalu datang, untung saya selalu bawa subtitusi yang membuat saya kehilangan mood merokok sekaligus menghilangkan rasa makan yang tersisa dimulut. Justru rasa yang tersisa dimulut setelah makan itulah yang merangsang untuk merokok. Semalam saat makan diluar, saya lupa bawa subtitusi padahal saat itu saya makan makanan sunda lengkap dengan sambel. Untung ada ice-cream, ya sudah saya beli ice-cream aja sebagai subtitusi, ampuh juga.

Ya begitulah beberapa kejadian yang saya ingat saat tergoda merokok. Saya ingat karena saat-saat itulah saya butuh effort lebih untuk menahan keinginan merokok. Susah memang, sangat susah, tapi menurut saya sih kalau kita bisa lewatin satu kali saja dan ingat, maka berikutnya untuk melewati godaan yang sama akan lebih mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar